Jalan Protokol Kota Kathmandu Banyak Yang Tidak Beraspal Dan Becek Kalau Hujan |
Di Indonesia saat ini Bemo telah bisa dikatakan punah. Terakhir aku melihat bemo sekitar 7 tahun lalu didekat Hotel Le Meridien Jakarta, namun kini telah jarang dan mungkin tidak terlihat lagi. Di Surabaya, Bemo pernah menjadi raja jalanan dan ialah angkutan lazim yang aku pakai sehari hari untuk berangkat dan pulang sekolah. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi juga.
Bemo, Angkot Maupun Bus Kota Semuanya Bebas Berhenti Menaikkan Penumpang Dimana Saja |
Rasa rindu untuk melihat Bemo dan mendengarkan suaranya yang berisik ini sedikit terobati ketika aku berkunjung ke Kathmandu, Nepal. Bentuk Bemo di Nepal memang sedikit berlainan dengan di Indonesia walaupun sama sama beroda 3. Secara lazim Bemo di Indonesia lebih elok buatannya dan juga mesinnya.
Hampir Semua Windshield Depan Bemo Kacanya Lurus. Ini Kaca Mobil Atau Kaca Jendela Rumah |
Kalau kita telusuri lebih dalam lagi, ternyata Bemo di Indonesia itu build up dan diimport pribadi dari Jepang dan merknya Daihatsu Midget. Sedangkan Bemo di Kathmandu diimport dari India dengan merk Bajaj. Keduanya sama sama berisik alasannya adalah mesinnya 2 Tak, ada oli samping untuk adonan bahan bakar dan telah pasti knalpotnya senantiasa berasap.
Sudah Penuh Tetap Saja Menaikkan Penumpang, Ya Jelas Harus Bergelantungan |
Tapi, Bemo Daihatsu Midget yang beredar di Indonesia itu diproduksi antara tahun 1957-1972. Kaprikornus sangat wajar bila tehnologinya masih antik. Sedangkan Bemo Bajaj di Kathmandu semuanya bikinan 'Jaman Now' atau 'Jaman Millenial' seperti kini ini, tetapi tehnologi karoserinya masih terbelakang. Semua body Bemo Kathmandu masih dilas pakai las karbit, dikethok pakai tangan dan didempul sungguh tebal sekali. Sepertinya belum ada tehnologi 'Full Pressed Body' untuk Bemo di negara pembuatnya India dan juga di Nepal.
Terminal Bayangan Bebas Ngetem Nunggu Penumpang Penuh Dimana Saja |
Kebanyakan Bemo Bajaj yang lalu lalang didepan saya tehnologi pembuatan kacanya juga masih 'Jadul'. Semua kaca jendela samping dan windshield depan jarang yang tampakmelengkung. Mungkin kacanya bukan jenis 'Temperred Glass' juga namun kaca jendela rumah biasa. Kayaknya beling lengkung masih termasuk barang langka dan mahal untuk Bemo Bajaj. Kalaupun ada yang windshield depannya melengkung, lazimnya sudah di karoseri ulang atau tahun keluaran modern.
Tidak Ada Marka Jalan Bemo, Angkot, Sepeda, Bus Kota Makara Satu |
Cara naik dan turunnya sama persis dengan di Indonesia. Cukup melambaikan tangan dimana saja. Bemo Kathmandu bebas berhenti dimana saja ada penumpang melambaikan tangan. Terminal khusus bemo atau angkutan umum tidak tampaksama sekali tetapi Terminal Bayangan aneka macam. Dimana mana banyak terlihat bemo yang ngetem berderet deret nunggu penumpang.
Jalan Banyak Yang Berlubang Dan Tergenang Air Ini Ibukota Negara Nepal |
Meskipun penumpang telah sarat , sopir Bemo Kathmandu masih terus saja menaikkan penumpang ditengah jalan, Jadi penumpang bergelantungan juga banyak terlihat di kota Kathmandu. Baik penumpang Bemo, Angkot maupun Bus Kota semua ceria bergelantungan, yang penting mampu nyampai ke tujuan.
Gimana bro, lezat di Jakarta kan mampu naik Bus Way, Trans Jakarta Feeder Bus, MRT ?. Baik di Nepal maupun India naik transportasi umum memang harus sengsara.
Jalan Di Kota Kathmandu Banyak Yang Becek Karena Tidak Beraspal |
Penumpang Bisa Turun Ditengah Jalan Bikin Macet Cuek Aja |
Semua Kendaraan Berjubel Di Pusat Kota Kathmandu |
Ngetem Lagi, Capek Deh |
Baca Juga :
- Darius Dan Donna Agnessia Sepeda Motoran Di Himalaya
- Bus Kota Kathmandu
- Keliling Kathmandu Naik Angkot
- Pengalaman Above The Summit Mt Everest
- Nonton Prosesi Bakar Mayat Di Nepal
- Mbulet Ruwet Kabel Di Kathmandu Nepal
- Bagaimana Cara Mengurus Visa On Arrival Nepal
- Mendaki Gunung Jaman Now Di Everest Dan Himalaya
- Tea House Trekking Himalaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar