Kamis, 15 Oktober 2020

Lindenhof Kena Gusur

Gang Lindenhof - Potsdam

Mungkin anda telah terbiasa menyaksikan pedagang, lapak kaki lima atau rumah yang digusur dengan argumentasi tertentu oleh pemerintah daerah. Sepertinya gusur menggusur itu cuma ada di Indonesia saja. Salah besar jikalau anda menilai penggusuran cuma ada di Indonesia saja. Di Jerman juga ada penggusuran dan aku saksikan sendiri kegelisahan para calon korban penggusuran  saat dapat surat peringatam akan digusur dari pemerintah kota.


Lorong Gang Lindenhof Diantara Toko

Tempat yang akan digusur dan ditertibkan namanya Lindenhof. Lokasinya sangat strategis ialah di pusat kota Potsdam, Jerman. Lokasi ini senantiasa ramai dengan pelancong dari segala penjuru dunia alasannya adalah akrab dengan Sansoucci Palace. Sebenarnya cuma sebuah gang sempit dengan panjang sekitar 50-75 meter. Isinya lapak lapak PKL dan banyak sekali macam barang jualan seperti layaknya pedagang kaki lima di Indonesia. Ada juga yang agak besar berupa rumah yang diubah menjadi toko cendera mata di ujung jalan.

PKL Gang Lindenhof Potsdam
Kebanyakan Jual Barang Murah Dari China

Kira kira hanya ada sekitar 6 - 10 rumah type RSS saja di Gang Lindenhof ini. Ada yang halaman sempit rumahnya disewakan buat pedagang untuk menggelar barang jualan. Ada juga yang disewakan untuk warung atau daerah perjuangan kecil kecilan semacam salon perawatan kuku. Jujur saja, bila bukan di Jerman aku nggak akan masuk ke gang butut mirip ini. Barang yang dijual nyaris semuanya kwalitas murah semarak bikinan China semua.

Tas Plastik Warna Warni Ala Tanah Abang

Saat aku datang, semua pedagangnya sedang gusar semua sebab gres saja menerima surat peringatan biar mengosongkan gang tersebut dari aktifitas perdagangan. Ada penjualyang nyerocos ngomong nggak terperinci. Untungnya pakai bahasa Jerman jadi saya agak hening karena tidak tahu artinya walaupun ngoceh didepan saya. Dari ocehannya, yang saya tangkap, mereka resah alasannya adalah mulai January 2020 kawasan ini harus bersih dan tidak ada yang berjualan lagi ditempat ini. Tinggal pilih, mau pindah sendiri sukarela atau diusir paksa.


Aneh, Jaman Serba Internet, Google Dan Email
Masih Ada Yang Jual Postcard

Informasi yang diterima pedagang tampaknya simpang siur. Ada yang mengeluh 'tidak transparan' , 'tanpa penyusunan rencana', tidak disosialisasikan terlebih dahulu dll. Makara semua kompak menyampaikan tidak ada yang tahu mau digunakan apa kawasan ini sehabis diusir nantinya, Pemerintah Tata Kota punya catatan sendiri bahwa sosialisasi sudah disampaikan semenjak beberapa bulan kemudian. Nah Lo....

Rumah Diujung Yang Paling Besar Sendiri
Jualan Souvenir Buatan China

Ada pedagang yang memprovokasi juga katanya mau dijadikan hotel, ada juga yang ngompor mau diresmikan apartment, Tapi ada juga yang eksklusif menuding orang orang di City Council pada nggak bener semua.  Pokoknya gaduhnya sama persis dengan kusak kusuk diantara korban penggusuran di Indonesia.

Ada Juga PKL Yang Jual Kacamata Murah Meriah 

Dari nguping dan tanya jawab dengan pedagang aku jadi tahu juga ternyata para penjualtersebut menyewa lapaknya bulanan ke landlord pemilik tanah. Sudah beberapa bulan ini si landlord tidak mau menerima uang sewa bulanan tanpa memberi alasan yang mampu diterima oleh pedagang. Tahu tahu timbul surat perintah pengosongan mulai January 2020 dari City Council.

Kalau Diphoto Kelihatan Bagus Ya
Sebenarnya Sama Saja Dengan Lapak PKL Di Indonesia

Sekarang sudah bulan February 2020. Saya tidak tahu lagi apakah sudah digusur atau belum para PKL Lindenhof tersebut. Saya coba mencari tahu melalui mbah Google, sepertinya makin seru alasannya ada yang protes beberapa kios bertahan tak ingindigusur sama sekali. Alasannya telah bayar kontrak sewa long term, bukan bayar sewa bulanan mirip PKL yang lain. Makara minta pengembalian uang sewa yang telah dibayarkan plus uang tolak yang tidak kecil. Tambah runyam.


Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar