Kamis, 15 Oktober 2020

Darius Dan Donna Agnesia Sepeda Motoran Di Himalaya

Bersepeda Motor Di Kathmandu
Pembonceng Bebas Tanpa Helm Dan Jalan Tidak Beraspal.

Saya sering pusing melihat cara berlalu lintas para pengendara sepeda motor di Jakarta. Tapi saya langsung bersyukur saat saya membandingkan dengan cara bersepeda motor orang India di New Delhi dan kota lain sekitar Jaipur. Pengendara sepeda motor di Indonesia ternyata lebih baik, sopan dan beradab dikala berlalu lintas di jalan raya dibanding pengendara sepeda motor di India.

Kira Kira Seperti Inilah Darius Sinathrya Kalau
Bersepeda Motor Di Himalaya

Lebih bersyukur lagi ketika aku menyaksikan cara berlalu lintas pengendara sepeda motor di Kathmandu, Nepal dan kota kota lain disekitar Himalaya. Di Kota Kathmandu, cara orang Nepal bersepeda motor ternyata sungguh amburadul, nyaris tanpa peraturan berlalu lintas sama sekali. Dari jalan jalan raya yang saya saksikan di Kathmandu dan sekitar Himalaya ini aku jadi terheran heran saat mendengar info ada orang Indonesia yang mau bersepeda motor ke  Himalaya.

Jarang Sekali Terlihat Tanda Larangan Berbelok,
Berhenti Atau Tanda Lalu Lintas Lain

Lampu pengatur kemudian lintas nyaris tidak ada, cuma satu buah saja yang saya dapatkan diseluruh kota Kathmandu. Itupun rusak ketika aku melintas di perempatan tersebut. Tetapi Polisi pengatur kemudian lintas banyak aku jumpai bangun di setiap perempatan jalan untuk mengendalikan kemudian lintas dengan kode tangan seperti Jakarta jaman baheula sekitar tahun 1970an. Luar biasa antik dan kolot mirip kehidupan di jaman purbakala.

Berhenti Ditengah Jalan Ngobrol Dulu
Sambil Menunggu Teman Yang Ketinggalan Dibelakang.

Pengendara sepeda motor seluruhnya tidak ada yang tertib berlalu lintas. Banyak sekali yang terus melaju mengabaikan arahan tangan tanda STOP dari polisi. Celakanya, nyaris semua polisi tidak dilengkapi sepeda motor dinas untuk memburu pelanggar lalu lintas. Makara paling banter pak Polisi cuma bisa teriak teriak saja kalau ada pelanggaran. Kalau aku terjemahkan kedalam bahasa Indonesia, kemungkinan kosakata yang keluar dari mulut polisi adalah 'Jancuk', 'Asu', 'Anjing Loe', 'Maling', 'Jambret; 'Bajingan', 'PKI'  dsb. Coba tanyakan sendiri artinya ke orang Nepal.

Sepeda Motor Ini Berdesak Desakan Mau Belok
Kanan, Tidak Ada Rambu Lalu Lintas Sama Sekali

Marka jalan juga sulit ditemukan di jalanan kota Kathmandu dan jalan jalan lain sekitar pegunungan Himalaya. Gimana bisa ngecat marka jalan jikalau jalan rayanya saja tidak beraspal ?. Beda sekali dengan Jakarta, kota Kathmandu walaupun ibukota negara tapi masih banyak jalan yang tidak beraspal. Kaprikornus sangat wajar kalau sepeda motor sungguh berantakan di kota ini. Kota kota lain di Himalaya seluruhnya sama saja juga.

Sepeda Motor Di Nepal Semua Buatan India
Kalau Darius/Donna Agnesia Pakai Honda, Yamaha
Bisa Saya Pastikan Dishooting Di Studio Indonesia

Masih ingat kan, bulan mei lalu Liputan6, Otomotif dan TV ditanah air gaduhnya bukan main sebab ada pemain film/aktris Darius Sinathrya dan Donna Agnessia mau bersepeda motor ke Himalaya bulan July/Agustus tahun ini.  Katanya mau difilmkan juga dengan judul Himalayan Ridge ?.  Mulai persiapannya, sepeda motornya hingga hal hal sekecil apapun diulas tuntas oleh Media Infotainment apapun di tanah air. Ini pola link beritanya : Bus Kota Kathmandu
  • Keliling Kathmandu Naik Angkot
  • Pengalaman Above The Summit Mt Everest
  • Nonton Prosesi Bakar Mayat Di Nepal
  • Mbulet Ruwet Kabel Di Kathmandu Nepal
  • Bagaimana Cara Mengurus Visa On Arrival Nepal
  • Mendaki Gunung Jaman Now Di Everest Dan Himalaya
  • Tea House Trekking Himalaya
  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar